Humas Bawaslu harus menjadi sumber informasi terpercaya bagi publik yang ingin mengetahui informasi tentang Bawaslu dan apa yang sedang dilakukan Bawaslu. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Biro Hukum, Humas, dan Pengawasan Internal Bawaslu RI Ferdinand Eskol Tiar Sirait. “Harus dibangun konsep kehumasan yang bisa berkembang dengan kondisi tekhnologi seperti sekarang ini”, katanya pada saat menyanpaikan materi tentang Humas Bawaslu di Era Digital pada kegiatan Peningkatan Kapasitas Kehumasan Bawaslu, Tema Komunikasi Digital Humas Bawaslu. Kamis (18/06/2020) secara Daring.
Humas Bawaslu harus bisa beradaptasi dengan keinginan dan ketertarikan khalayak atas tampilan dan bentuk informasi yang disajikan.
Disampaikan oleh Firman Kurniawan Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital juga Penulis Buku Digital Dilemma selaku narasumber bahwa telah terjadi perubahan perilaku publik akibat perubahan media dimana masyarakat memiliki otoritas penuh terhadap informasi yang dikonsumsinya, terjadi demokratisasi informasi, “Bawaslu harus menciptakan kontent yang menarik, yang mencipatakan interaksi, konten yang bermanfaat, sebanyak mungkin agar timbul ketertarikan,” terangnya,
Bawaslu sebagai salah satu lembaga penyelenggara Pemilu, dimana Humas memiliki ujung harapan lembaga yaitu kepercayaan tinggi publik kepada Bawaslu tentu harus bisa memaintenance komunikasi dan relasi di era digital.
Diterangkan Firman bahwa Tantangan komunikasi di era digital saat ini adalah seringnya terjadi serangan tak terduga, tanpa dialog, terjadi secara massif, dimanfaatkan lawan atau oposisi, cepat menimbulkan kepanikan publik, sehingga perlu penanganan segera.
Hal tersebut tentunya akan membuat mudahnya suatu lembaga atau organisasi jatuh keposisi krisis, “Humas harus brhati2, terutama Bawaslu,” tambahnya.
“Content is a King. Memproduksi konten adalah salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tantangan yang ada,” lanjutnya kemudian.
Selain itu ada formula Prof Jonah Berger yang bisa dibangun dalam menyajikan dan membuat konten jadi bergaung luas diantaranya bahwa konten harus mengandung unsur stepps (social currency, Trigger, emotion, public, practical value, dan story).
Acara dibuka oleh Anggota Bawaslu RI Fritz Edward Siregar, Tim Asistensi Humas Bawaslu RI, Kasubag Humas Bawaslu RI, Kasubag Data dan Informasi, Jajaran Staf Humas Bawaslu RI, dan Staf Humas Bawaslu Provinsi se Indonesia.